Rosihan Anwar adalah tokoh pers, sejarawan, dan budayawan Indonesia yang memiliki kontribusi signifikan dalam dunia jurnalisme dan perfilman di Indonesia.
Latar Belakang Singkat:
Lahir pada 10 Mei 1922 di Bumi Sari Natar, Sirukam, Kabupaten Solok, Pantai Barat Sumatra, Rosihan Anwar adalah anak keempat dari sepuluh bersaudara. Ia mengenyam pendidikan di Padang dan Yogyakarta, serta melanjutkan studi di Universitas Yale dan School of Journalism Universitas Columbia di AS.
Pencapaian Utama:
Rosihan Anwar dikenal sebagai pendiri beberapa media penting di Indonesia, termasuk majalah Siasat dan harian Pedoman. Ia juga terlibat dalam pendirian Perusahaan Film Nasional (Perfini) bersama Usmar Ismail, dan dikenal sebagai kritikus film dan promotor film Indonesia di luar negeri.
Kontribusi:
Sebagai wartawan dan sastrawan, Rosihan berperan besar dalam perkembangan jurnalisme di Indonesia dan memperjuangkan kemerdekaan pers. Ia mendirikan Perfini dan terlibat dalam produksi film penting seperti "Darah dan Doa." Kontribusinya dalam jurnalisme mencakup posisi sebagai ketua umum Persatuan Wartawan Indonesia dan penerima penghargaan Bintang Mahaputra III.
Ciri Khas:
Rosihan dikenal karena kemampuannya menulis dan meliput isu-isu penting dengan perspektif yang mendalam. Ia juga berperan aktif dalam dunia perfilman, mempromosikan film Indonesia secara internasional, dan merupakan sosok yang sangat dihormati dalam komunitas pers dan budaya.
Inspirasi:
Rosihan Anwar adalah contoh nyata dedikasi terhadap profesi dan kecintaan pada budaya. Pesan inspiratif dari hidupnya adalah pentingnya keberanian dalam mengejar kebenaran dan komitmen untuk memajukan kebudayaan serta pendidikan melalui berbagai media.
Kesimpulan:
Rosihan Anwar meninggalkan warisan yang mendalam dalam dunia pers dan perfilman Indonesia. Kontribusinya dalam memajukan jurnalisme dan budaya film memberikan dampak yang besar pada perkembangan media dan budaya di Indonesia.