Mely G. Tan adalah sosiolog Indonesia pertama yang mendapatkan gelar PhD dari University of California, Berkeley. Lahir pada 11 Juni 1930 di Jakarta, ia dikenal karena kontribusinya dalam kajian tentang masyarakat Tionghoa di Indonesia serta ekonomi nasional. Semasa mudanya, Tan menguasai banyak bahasa, termasuk Belanda, Inggris, dan Prancis.
Latar Belakang Singkat
Tan lahir di Jakarta dalam keluarga Tionghoa-Indonesia. Ia menunjukkan minat besar dalam pendidikan sejak usia dini dan berfokus pada sosiologi setelah mengikuti kompetisi penulisan ilmiah yang mendorongnya untuk meninggalkan studi sinologi di Universitas Indonesia.
Pencapaian Utama
Tan menjadi wanita Indonesia pertama yang menyelesaikan PhD di bidang sosiologi dari Berkeley pada 1968. Disertasinya yang berjudul Social Mobility and Assimilation: The Chinese in the United States diterbitkan dan menjadi salah satu karya penting dalam studi tentang komunitas Tionghoa di luar negeri.
Kontribusi
Setelah kembali ke Indonesia, Tan banyak menulis dan mengajar tentang sosiologi, khususnya terkait komunitas Tionghoa dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Ia juga menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi dan memberikan kontribusi besar dalam pengembangan kajian perempuan dan kepolisian di Indonesia.
Ciri Khas
Dedikasinya dalam riset dan pendidikan, serta keberaniannya untuk berbicara tentang isu-isu sosial, menjadikan Mely G. Tan sebagai tokoh yang disegani. Kepiawaiannya dalam menghubungkan teori sosiologi dengan konteks masyarakat Indonesia membuat karyanya relevan hingga kini.
Inspirasi
Tan adalah inspirasi bagi banyak akademisi dan kaum perempuan di Indonesia. Melalui perjalanannya, ia membuktikan bahwa pendidikan dapat menjadi alat transformasi sosial yang kuat. Karyanya mengajarkan pentingnya memperjuangkan kebebasan akademis dan kesetaraan gender.
Kesimpulan
Mely G. Tan meninggalkan warisan intelektual yang signifikan melalui risetnya tentang masyarakat Tionghoa dan pengaruhnya dalam perkembangan sosiologi di Indonesia. Kontribusinya tidak hanya dalam bidang akademis, tetapi juga sebagai pemikir kritis yang berdampak pada kebijakan sosial di Indonesia.