H. Agus Salim, nama lahir Masjhoedoelhaq, adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang ditetapkan pada 27 Desember 1961. Ia dikenal sebagai seorang orator dan penulis ulung dengan keahlian dalam berbagai bahasa asing.
Latar Belakang Singkat:
Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 dari pasangan Soetan Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang jaksa kepala di Pengadilan Tinggi Riau.
Pencapaian Utama:
Salim lulus sebagai alumnus terbaik di Hoogere Burgerschool (HBS) Koning Willem III di Batavia. Ia kemudian bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris, serta bekerja di Duta Besar Belanda di Jeddah. Ia juga mendirikan sekolah dasar berbahasa Belanda, Hollandsch-Inlandsche School (HIS), dan aktif dalam jurnalisme.
Kontribusi:
Agus Salim memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi pemimpin Sarekat Islam dan anggota Volksraad. Selain itu, ia membantu mempersiapkan UUD 1945 sebagai anggota Panitia Sembilan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan. Ia juga mendirikan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947. Selama karier politiknya, ia menjadi Menteri Muda Luar Negeri, Menteri Luar Negeri, dan Penasehat Menteri Luar Negeri.
Ciri Khas:
Agus Salim dikenal sebagai "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man) dalam pergolakan politik Indonesia. Meskipun kritikannya pedas, ia selalu menghormati batas-batas dan kode etik jurnalistik sebagai seorang wartawan.
Inspirasi:
Perjalanan hidup Agus Salim menginspirasi dengan dedikasinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kemampuannya dalam berkomunikasi dalam berbagai bahasa. Ia mengajarkan pentingnya tawakal (percaya pada takdir) dan tauchid (penyerahan diri) dalam hidup.
Kesimpulan:
H. Agus Salim adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang ulung dalam berbagai bidang, dari jurnalisme hingga diplomasi. Kontribusinya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan menjalin hubungan internasional mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pahlawan nasional.